Ads

Konspirasi UEFA, Kenyataan atau Mitos?

Konspirasi UEFA, Kenyataan atau Mitos?

           Yah sekarang marak ya ato baru trend trendnya banget yang namanya ada dalam sepak bola konspirasi pengaturan skor dan pengikutnya yang baru baru ini mulai marak lagi adanya di ajang turnament semisal pertandingan yang mempertemukan klub klub besar yang tangguh seperti Liga Champion. Saya turut prihatin dengan kejadian ini. Padahal dimataku dulu waktu kecil aku mengangap bahwa sepakbola udah menjadi gaya hidup sehari2 ku. Jadi teringat masa masa dulu yg pernah terjadi :

           Pada tanggal 27 April 2011, pelatih Real Madrid Jose Mourinho menuduh UEFA sengaja mendukung Barcelona melalui keputusan wasit dalam konferensi pers pasca-pertandingan setelah kalah 2-0 dari Barcelona di kandang. Hal ini menyebabkan banyak kontroversi, dengan sejumlah besar penggemar yang mendukung tuduhannya sementara yang lain tidak setuju dengan alasan yang dikemukakan oleh pelatih asal Portugal tersebut.
Oleh karena itu tujuan trit ini hanya untuk menjelaskan klaim yang telah dibuat, kontroversi dan kritik yang tak terelakkan karena pendapat tersebut, perlu untuk menegaskan bahwa saya hanya menyuarakan pandangan pribadi tentang bagaimana kesalahan tertentu wasit memiliki dampak pada keberhasilan Barcelona selama beberapa tahun terakhir. Saya mungkin melewatkan beberapa insiden atau mungkin anda mempunyai pendapat yang dapat mendukung pendapat saya (dengan referensi, sebaiknya link video atau gambar jika memungkinkan).

Skandal Stamford Bridge

Semifinal leg kedua Liga Champions 2008/2009(Chelsea Barcelona 1-1); Fans FC Barcelona mungkin tidak akan melupakan pertandingan pada tanggal 6 Mei 2009 ini. Meskipun menjadi inferior dihadapan tim terkuat Chelsea sepanjang sejarah yang pernah saya lihat, sebuah gol penyama dari Andrés Iniesta yang mengantarkan Barcelona ke final dan untuk akhirnya memenangkan piala tersebut dan akibatnya menjadi musim terhebat dalam sejarah dengan sextuple (6gelar dalam semusim) yang terkenal itu dan menjadikan FC Barcelona sebagai salah satu tim terbaik dalam sejarah sepak bola.Tetapi ada beberapa beberapa keputusan penalti untuk Chelsea yang ditolak oleh wasit asal Norwegia Tom Ovrebo di leg kedua ini. Seluruh skuad Chelsea mengecam wasit seperti Lampard, Ballack dan Drogba (yang menyebut wasit UEFA itu memalukan) yang menggunakan kata-kata yang kasar terhadap wasit. Sementara manajer sementara Chelsea Guus Hiddink juga mempertanyakan sejumlah keputusan wasit dan merasa keputusan itu "sulit untuk dicerna".

Guus Hiddink menilai Chelsea berhak memiliki klaim lima penalti. Klaim tersebut adalah Éric Abidal yang menarik sedikit jersey Didier Drogba, episode yang melibatkan Drogba dan Yaya Touré memperebutkan bola, Dani Alves dan Florent Malouda yang mungkin terjadi di dalam kotak penalti tetapi hanya mendapatkan tendangan bebas, handball Gerard Pique dan Samuel Eto'o sebagai upaya memblokir tendangan pemain chelsea ke gawang. Tidak banyak penggemar sepak bola yang netral akan setuju bahwa Barcelona pantas untuk menerima hukuman penalti tersebut.

Memang terlihat seperti konspirasi jika kita melihat bukti-bukti yang ada, tetapi mari kita kembali ke Camp Nou, seminggu sebelum laga ini digelar, ketika tarikan jersey Bosingwa kepada Henry yang diabaikan wasit di leg pertama tersebut

Wasit juga seharusnya memberi kartu merah kepada Ballack.
Terjadi juga di leg kedua, Abidal langsung mendapatkan kartu merah di menit 66 karena pelanggaran di luar kotak penalti Barcelona. Tetapi tayangan video menunjukkan hanya terjadi sedikit kontak yang dibuat oleh Abidal terhadap Nicolas Anelka, dan pada kenyataannya Anelka terjatuh karena kakinya sendiri.

Kesimpulan : sebuah keputusan yang sulit memang, tapi sebagian kalangan menilai, FC Barcelona lebih banyak mendapatkan keputusan yang salah daripada yang menguntungkan.

Skandal Camp Nou I

Semifinal Liga champion leg kedua musim 2009/10(Barcelona Internazionale 1-0); Sebuah keputusan yang terkenal dan kontroversial selama pertandingan ini adalah kartu merah langsung kepada Thiago Motta. Mantan pemaing Barcelona ini sudah mendapatkan kartu kuning pada menit kesepuluh. Memang ada kontak, tetapi tidak ada keraguan bahwa Busquets membuat situasi menjadi rumit (aktingnya). Namun, kartu kuning kedua memang tak terelakkan untuk pemain kelahiran Brasil ini, tak jadi soal apakah ia menerima kuning kedua atau kartu merah langsung dari wasit.

Sekarang, kita kembali seminggu sebelum pertandingan di CampNou, pertandingan leg pertama di San Siro, dimana gol Diego Milito membuat Internazionale unggul 3-1. Tayangan ulang video menunjukkan bahwa pemain asal argentina tersebut dalam posisi offside.

Belum lagi gol Bojan yang dianulir pada saat leg kedua di CampNou, dan anggapan Handball Yaya Toure (padahal tangannya lebih dekat ke dada, bukan sengaja memblok bola), saya yakin jika tidak dianulir, maka gol tersebut akan membawa FC Barcelona ke final

Dan juga ada penalti untuk Barcelona yang diabaikan, tackle Sneijer kepada Alves di leg pertama, dan juga tarikan Muntari kepada Alves di leg kedua.

Kesimpulan : Meskipun banyak klaim, sudah jelas Internazionale yang lebih diuntungkan oleh wasit

Skandal CampNou II

Babak 16besar leg kedua Liga Champions 2010/11 Babak 16 (Barcelona 3 -1 Arsenal); Mungkin salah satu momen yang paling penting dari pertandingan ini adalah dimana Van Persie yang mendapatkan kartu merah karena dianggap membuang-buang waktu di 10menit awal babak kedua. Ada jeda beberapa detik antara wasit saat meniup peluitnya dan Van Persie saat menendang, sulit memang untuk setiap pemain untuk bereaksi terhadap hal itu, mengingat tingkat kebisingan di Camp Nou. Jadi kartu merah (kartu kuning kedua) tersebut memang tidak bisa dibenarkan.

Kembali pada saat leg pertama di Emirates, gol Messi dianulir pada saat pemain asal argentina itu dalam posisi onside pada saat Pedro menendang bola. Keputusan yang salah oleh hakim garis karena menyebut hal tersebut offside, tetapi sudah jelas, bahwa itu adalah keputusan yang salah.

Dua penalti juga diabaikan pada saat di Emirates, yaitu handball Djourou, kontak Koscielny, bahkan juga handsbal Arshavin di kotak 18meter.

Dan ini adalah jelas-jelas penalti untuk Messi di leg kedua, dan menjadi jelas, Barcelona tidak selalu diuntungkan olek keputusan wasit.

Dan juga, tayangan video menunjukkan bahwa Van Persie layak dikartu merah pada saat leg kedua karena tekel yang terlambat terhadap Messi, dan juga kontak fisik dengan Abidal saat bola sedang tidak dimainkan

Kesimpulan : Berlawanan dengan komentar populer pasca pertandingan oleh pelatih Arsene Wenger,Arsenal benar-benar diuntungkan oleh keputusan wasit di dua leg

Skandal Bernabeu

Semifinal leg pertama Liga Champions musim 2010/11 (Real Madrid 0 - 2 Barcelona); Dari Chelsea ke Inter dan Madrid, bukan rahasia bahwa tim Mourinho cenderung mendapatkan pemain yang dikeluarkan dari lapangan pada saat melawan Barcelona. Dalam pertandingan ini, Pepe yang mendapatkan kehormatan tersebut dengan menerima kartu merah langsung untuk pelanggaran kepada Dani Alves. Banyak penggemar percaya tidak ada kontak fisik antara kedua pemain tersebut (bahkan situs real madrid sengaja berulang-ulang menampilkannya untuk memperkuat argumen mereka)dan menganggap tak perlu ada kartu merah tersebut. Saya pribadi setuju bahwa tidak ada kontak fisik antara kedua nya, tetapi untuk urusan kartu yang diterima Pepe, saya benar-benar tidak setuju.
Anda tidak perlu harus menembak seseorang untuk dinyatakan bersalah. Jika anda benar-benar mengarahkan pistol pada seseorang, anda dituduh bahwa anda menembak. Berbicara mengenai aturan sepak bola - dan ini adalah aturan yang ditetapkan oleh FIFA, bahwa setiap tindakan berbahaya yang dapat menyebabkan cedera seorang pemain pantas untuk dihukum, apakah itu melukai pemain atau tidak. Banyak yang berpendapat bahwa jika Dani Alves tidak menggerakkan kakinya menjauh dari kontak yang ada,bukan tidak mungkin tulang kering nya akan hancur berkeping-keping. Sebuah kartu kuning mungkin pantas untuk pemain yang terkenal dengan perilaku agresif nya, kartu merah mungkin masih bisa diperdebatkan.

Di leg kedua, keputusan lain yang kontroversial terjadi adalah saat Higuaín berhasil meng-konversi kesempatan, tetapi gol itu dianulir wasit menilai bahwa Cristiano Ronaldo melakukan pelanggaran terlebih dahulu kepada Mascherano. Tayangan ulang video menunjukkan bahwa Masche jatuh setelah mendapatka kontak yang minimal dari Cristiano Ronaldo yang kehilangan keseimbangan. Bagi saya ini adalah diving, dan berpotensi mengubah hasil 1-0 di di awal babak kedua.

Kesimpulan : Barcelona mendapatkan beberapa kesalahan wasit yang menguntungkan di pertandingan dua leg tersebut

Skandal CampNou III

Perempat final Liga Champions leg kedua musim 2011/12 (Barcelona 3 - 1 AC Milan); Keputusan wasit baru-baru ini yang mengundang skandal berasal dari dua keputusan penalti yang masih diperdebatkan dimana menguntungkan Barcelona pada pertandingan ini. Penalti pertama karena ada tekel terhadap Messi, yang berada pada posisi offside saat bola dimainkan oleh Xavi (meskipun umpan tersebut secara tidak langsung bukan untuk Messi). Situasi ini menurut saya 50-50.

Penalti kedua yang diperdebatkan adalah ketika Nesta tertangkap mata wasit karena mendorong Busquets ke tanah sebelum tendangan sudut diambil. Meskipun tarik menarik atau dorong mendorong sudah lumrah terjadi selama freekicks belum dilakukan, sebuah aturan jelas mengatakan setiap tindakan semacam itu akan dianggap pelanggaran di area penalti dan akan mendapatkan hukuman penalti. Namun dalam kasus ini, sebagian berpendapat bahwa karena bola tidak dimainkan (meskipun wasit telah mengangguk untuk memberikan tanda kepada Xavi agar segera melakukan tendangan), pelanggaran tidak seharusnya diberikan. Di peraturan yang ada memang cukup jelas bahwa tarik menarik kemeja, dorong mendorong selama tendangan bebas tidak langsung harus langsung dihentikan oleh wasit dan konsistensi harus ditunjukkan oleh wasit pada saat ada kejadian seperti kasus ini.
Kembali seminggu sebelum laga ini , Barcelona berhak mendapatkan penalti yang bersih pada saat Alexis Sánchez dilanggar oleh Abbiati di leg pertama, seperti juga Nesta yang jelas-jelas mendorong Dani Alves di kotak 18meter pada saat leg kedua.
Kesimpulan : Keputusan wasit kurang lebih sama bagi kedua tim di kedua leg, atau mungkin hanya lebih sedikit menguntungkan ACM


Kesimpulan Keseluruhan :
Wasit, sama seperti pemain ,tidak sempurna. Ada keputusan dalam setiap pertandingan yang sayangnya salah dan bisa mendukung atau melawan tim mana pun. Baru-baru ini telah terjadi banyak fokus pada sejumlah kesalahan wasit yang disebut telah mendukung Barcelona, tetapi tampaknya banyak yang telah diabaikan oleh sejumlah besar kalangan terhadap keputusan yang merugikan Barcelona. Namun bukti terbaru menunjukkan bahwa secara umum, keputusan ada yang merugikan dan menguntungkan Barcelona dalam jumlah yang relatif seimbang. Klub mana sih yang tidak pernah mengalaminya, tergantung pada reaksi klub masing-masing bagaimana cara menyikapi beberapa keputusan tersebut.

Jadi, di atas lapangan hijau itu tidak ada yang tidak mungkin. Kejujuran dan kebohongan hanya tuhan dan dirinya yg mengerti. Karena juga bola itu bulat, apapun pasti terjadi. #KTBFFH - Fauzi

0 Response to "Konspirasi UEFA, Kenyataan atau Mitos?"

Post a Comment