Awas Bahan Styrofoam yg bahaya !
Ternyata tanpa sepengethuan ilmu yg banyak, semacam barang barang jika tidak di perhatikan secara baik akan berdampak buruk pada kita. semisal ada di bagian wadah makanan/ minuman tertentu, semisal makanan mie yang berbungkus kayak gabus dan saya tidak mau menyebutkan merk apa itu, takut terkena pencemaran nama baik blogging indonesia hehe. Ya ini dia definisi dari styrofoam tersebut, baca ya supaya sobat paham :
Apa itu styrofoam ?
Styrofoam atau polystyrene adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi beraneka warna melalui proses compounding.
Kenapa styrofoam ?
Styrofoam dipilih karena harganya yang terjangkau (sekitar 400/buah - kira' 1/2 atau 1/3 kertas), bisa mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, tidak mudah bocor, dan sifatnya yang ringan serta isolator yang membuatnya semakin praktis. Dalam industri, styrofoam sebenarnya hanya digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat lebih lama dari pada kertas atau bahan lainnya.
Hah ? Kok bisa ?
Plastik pada bahan styrofoam tersusun dari polimer, yakni rantai panjang dari satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer (bahan-bahan pembentuk plastik). Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya.
Salah kaprah :o
Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.Walaupun warna styrofoam yang putih membuat kesan bersih, mewah, dan sehat, namun ternyata di balik putihnya styrofoam ini terdapat banyak bahaya bagi pemakainya dan lingkungannya.
Bahaya !!
Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan benzana (alias benzene). Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit :
- Menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid
- Mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan dan mempercepat detak jantung
- Sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah
- Produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia
- Sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi
- Beberapa penelitian epidemiologik menduga bahwa terdapat hubungan antara paparan stirena dan meningkatnya risikoleukemia dan limfoma
- Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan
- Styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu-ibu yang sedang mengandung
- Merusak sumsum tulang belakang
- Zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat
- Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian
Maka dari itu, beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization’ s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan karsinogen (bahan yang dapat menyebabkan kanker)
Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.
Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.
Mempercepat bahaya tejadi !
Faktor yang mempengaruhi perpindahan zat kimia pada
Styrofoam ke dalam makanan, antara lain:
1. Suhu yang tinggi
Semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak.. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave.
2. Kadar lemak tinggi
Bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan dengan lebih cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi.
3. Kadar alkohol dan asam yang tinggi
Bahan alkohol dan asam mempercepat laju perpindahan.
4. Lama kontak
Semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoam semakin besar kemungkinan jumlah zat kimia yang bermigrasi ke dalam makanan.
Satu lagi : bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urine maupun feses (kotoran).
Terbayang kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita ?
0 Response to "Awas Bahan Styrofoam yg bahaya !"
Post a Comment